PEMERIKSAAN
FISIK ANTENATAL CARE (ANC), PROSES PERSALINAN, PEMERIKSAAN FISIK BBL,
PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM
A.
PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE
(ANC)
Definisi Asuhan antenatal adalah
suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik
pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan.
(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan
antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya,
sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu
timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
masa kehamilan.
Tujuan:
1.
menjaga agar ibu sehat selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2.
memantau kemungkinan adanya
risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan risiko tinggi.
3.
menurunkan morbiditas dan mortalitas
ibu dan perinatal.
Status generalis / pemeriksaan umum.
Penilaian keadaan umum, kesadaran,
komunikasi/kooperasi. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan),
tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145
cm, berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai
diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta). Kepala
ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive /
tension headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak,
sklera ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
Status obstetricus / pemeriksaan
khusus obstetric
Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada
kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus
uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat
diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat
diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi
atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold
dilakukan dengan sistematika :
·
Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di
fundus dengan kedua telapak tangan.
·
Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke
arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau
mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
·
Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah
(di
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
·
Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,
jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya
dinyatakan dengan satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga
taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar).
Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara
Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram. Auskultasi
: dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah
punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima,
kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit.
Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin
dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin
normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi
kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara
bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal
distress/gawat janin).
Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva /
uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan
lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.
Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua
jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan
bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal,
lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan
ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan
dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya.
Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal
touché) dengan dua jari sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan
fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya
pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat
ditemukan. Ditentukan bagian terbawah (JANGAN LUPA, SELALU PALPASI BIMANUAL
PADA PEMERIKSAAN VAGINAL !!!!)
Pada pemeriksaan di atas 34-36
minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya
disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal
adalah :
1.
perdarahan per vaginam pada
kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat
menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja
operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
2.
ketuban pecah dini - dapat menjadi
predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal
touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali
ada indikasi. Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan
obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36
minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks
uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian
kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan
kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih
minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Pemeriksaan rektal (rektal touché) :
dilakukan atas indikasi.
Pemeriksaan lanjutan
Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28
minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36
minggu setiap minggu sekali).
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan,
diperiksa :
1.
Keluhan ibu, tekanan darah, berat
badan, dan tinggi fundus uteri.
2.
Terhadap janin diperiksa perkiraan
besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung janin,
aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika
memungkinkan dengan USG).
Laboratorium
Jika terdapat kelainan,
ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal
laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34
minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus,
Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal,
periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes
mellitus gestasional.
Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir
trimester 3), jika diperlukan, untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3
akhir, pembentukan dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga
kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester
pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya.
Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan gelombang suara.
Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi
frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat
dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Nasehat untuk perawatan umum /
sehari–hari
Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat
aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika
duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat,
dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan sampai
sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit.
Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi
lain sesuai indikasi.
Bepergian dengan pesawat udara
Tidak perlu kuatir bepergian dengan
menumpang pesawat udara biasa, karena tidak membahayakan kehamilan. Tekanan
udara di dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa.
Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian
sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat
mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi sabun vaginal dengan alat
semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli cairan yang dapat berbahaya.
Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi
yang leluasa.
Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika
terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan (abstinentia).
Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di
atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi
dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai
dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan.
Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus. Pada beberapa keadaan
seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam,
keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus
habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan
dilakukan.
Perawatan mammae dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi,
dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae / hiperpigmentasi dapat
terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
Hewan piaraan
Hewan piaraan dapat menjadi carrier
infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat mengandung parasit toxoplasma).
Dianjurkan menghindari kontak.
Merokok / minuman keras /
obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya
selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan menyusui selesai. Obat-obat
depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan menekan
perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
Gizi / nutrisi.
Makanan sehari-hari dianjurkan yang
memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil (detail cari/baca sendiri ya).
Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
B. PROSES
PERSALINAN
Persalinan merupakan hal yang paling
ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di
sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan
menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam
perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi
mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan
yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan
yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau
tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan
segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini. Proses persalinan terbagi
ke dalam empat tahap, yaitu :
1.
Kala I : Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur
darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
·
Fase Laten: dimana pembukaan serviks
berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
·
Fase aktif: yang terbagi atas 3
subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II.
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II.
2.
Kala II : Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat,
cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk
ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air
besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai
kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara
anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti
oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah
perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan memperkirakan
perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan
ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum
akibat tekanan bayi.
3.
Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir,
dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan plasenta
berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan
terlepas. Setelah itu dokter/bidan akan memeriksa apakah plasenta sudah
terlepas dari dinding rahim. Setelah itu barulah dokter/bidan membersihkan
segalanya termasuk memberikan jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan
4.
Kala IV; Tahap Pengawasan
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap
bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam
tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang
berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya
plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darah
yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada beberapa keadaan,
pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan
beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot
rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan
semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya.
LUKA Pada Vagina dan Leher Rahim
Pada Proses Persalinan Normal
Kadang-kadang saja terjadinya, yaitu
adanya luka atau robekan pada vagina dan atau leher rahim, yang kecil atau yang
besar. Tandanya adanya pendarahan yang berlebihan walaupun mungkin kejadian ini
akan terlihat oleh dokter setelah persalinan. Umumnya semua luka yang
panjangnya lebih dari dua sentimeter atau yang terus mengeluarkan darah banyak
akan dijahit. Bila selama persalinan tidak digunakan anastesi maka akan
diberikan anestesi lokal sebelum penjahitan.
Pendarahan Pasca Lahir
Pendarahan terjadi pasca persalinan
itu adalah pendarahan yang berat dan serius walaupun ini jarang terjadi namun
harus segera dirawat. Umumnya tidak ada dampak yang serius jika cepat
ditangani. Pendarahan yang berlebihan dapat terjadi bila rahim terlalu lemas
dan tidak mengkerut akibat proses persalinan yang lama dan melelahkan.
Persalinan yang traumatik, rahim yang pernah mengembang terlalu besar karena
mengandung janin yang terlalu besar atau cairan amnion yang terlalu banyak,
bentuk plasenta yang tidak normal atau yang mengalami pemisahan terlalu dini,
adanya fibroid sehingga mengganggu terjadinya kontraksi simetris pada rahim
atau kondisi umum ibu yang lemah keika persalinan.
Pendarahan yang berlebihan dapat
timbul segera setelah persalinan karena luka yang tidak diperbaiki pada rahim,
leher rahim, vagina atau tempat lain di pinggul atau karena rahim robek atau
rahim terbalik. Dapat pula pendarahan timbul satu atau dua minggu setelah
persalinan jika sisa-sisa plasenta masih tertinggal pada rahim. Infeksi juga
dapat menyebabkan pendarahan pasca lahir segera atau berminggu-minggu kemudian.
Pendarahan pasca lahir lebih sering terjadi pada wanita yang pernah mengalami
plasenta previa atau pecahnya plasenta sebelum persalinan. Jarang terjadi
penyebab pendarahan pada ibu yang sebelumnya tidak terdiagnosa atau disebabkan
oleh penggunaan aspirin atau obat lain yang dapat mengganggu pembekuan darah.
Pendarahan yang tidak normal pasca
persalinan yaitu pendarahan yang membasahi pembalut wanita dalam waktu satu
jam, selama beberapa jam atau warna darah yang masih menyala setelah hari
keempat pasca kelahiran, terutama jika pendarahan tidak melambat jika anda
beristirahat, berbau busuk, gumpalan darah yang besar, nyeri dan atau
pembengkakan di perut bagian bawah setelah lewat hari-hari pertama pasca lahir.
Jika sudah terjadi hal-hal yang
tersebut di atas sebagian ataupun keseluruhan maka harus segera dilakukan
tindakan medis sesuai penyebab pendarahan. Dokter akan mencoba beberapa cara
untuk menghentikan pendarahan di antaranya: pemijatan pada rahim untuk membantu
rahim agar berkontraksi, pemberian obat-obatan untuk membantu kontraksi rahim,
mencari dan memperbaiki luka, mengeluarkan sisa plasenta. Jika pendarahan tidak
dapat dihentikan maka dilakukan cara selanjutnya yaitu menginfus dan bila perlu
transfusi darah. Bila sebabnya gangguan dalam pembekuan darah maka diberikan
obat pembekuan darah dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Kadang-kadang
pembalut dimasukkan ke dalam rahim selama 6-24 jam untuk menghentikan
pendarahan atau bila perlu dilakukan pengikatan pada pembuluh darah besar di
rahim. Bila usaha yang dilakukan semuanya belum berhasil kemungkinan terburuk
rahim akan diangkat.
Akan tetapi umumnya pendarahan pasca
lahir dapat berhasil dengan baik dan ibu akan pulih dengan segera.
Infeksi Pasca Lahir
Adalah infeksi yang berhubungan
dengan kelahiran anak, jarang terjadi pada wanita yang mendapatkan perawatan
medis yang baik dan telah mengalami persalinan melalui vagina yang tidak
berkomplikasi. Infeksi pasca lahir yang paling sering terjadi adalah endometritis
yaitu infeksi pada endometrium atau pelapis rahim yang menjadi peka setelah
lepasnya plasenta, lebih sering terjadi pada proses kelahiran caesar, setelah
proses persalinan yang terlalu lama atau pecahnya membran yang terlalu dini.
Juga sering terjadi bila ada plasenta yang tertinggal di dalam rahim, mungkin
pula terjadi infeksi dari luka pada leher rahim, vagina atau vulva.
Tanda dan gejalanya akan berbeda
bergantung dari asal infeksi, sedikit demam, nyeri yang samar-samar pada perut
bagian bawah dan kadang-kadang keluar dari vagina berbau tidak enak yang khas
menunjukkan adanya infeksi pada endometrium. Pada infeksi karena luka biasanya
terdapat nyeri dan nyeri tekan pada daerah luka, kadang berbau busuk,
pengeluaran kental, nyeri pada perut atau sisi tubuh, gangguan buang air kecil.
Kadang-kadang tidak terdapat tanda yang jelas kecuali suhu tunbuh yang
meninggi. Maka dari itu setiap perubahan suhu tubuh pasca lahir harus segera
dilakukan pemeriksaan.
Untuk mengatasinya biasanya
dilakukan pemberian antibiotik, tetapi harus segera diberikan sesegera mungkin
agar hasilnya efektif. Dapat pula dilakukan biakkan untuk menentukan jenis
bakteri, sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat.
Terbaliknya Rahim
Setelah kelahiran bayi, ada proses
persalinan yang kadang-kadang plasenta tidak seluruhnya terkelupas dan ketika
muncul, ia menarik fundus atau bagian puncak rahim ikut bersamanya, akibatnya
rahim akan membalik seperti kaos kaki yang terbalik. Gejala terbaliknya rahim
adalah perdarahan yang berlebihan dan kadang-kadang terdapat tanda-tanda syok
pada ibu. ketika menekan perut ke bawah, dokter tidak dapat merasakan adanya
rahim dan pada pembalikan rahim yang lengkap sebagian dari rahim akan dapat
terlihat di vagina.
Wanita yang beresiko tinggi akan
terbaliknya rahim (walaupun resiko ini tetap masih sangat kecil) adalah mereka
yang sebelumnya telah sering melahirkan atau mengalami proses awal persalinan
(labor) yang terlalu lama lebih dari 24 jam, mereka yang plasentanya tertanam
melewati bagian puncak rahim (fundus) atau tertanam pada tempat yang tidak
normal, dan mereka yang mendapatkan magnesium sulfat selama proses awal
persalinan. Rahim juga dapat membalik ketika ia terlalu lemas atau bila fundus
tidak diam di tempatnya ketika plasenta dikeluarkan pada tahap kelahiran
ketiga.
Pada umumnya rahim dapat
dikembalikan ketempatnya dengan tangan walaupun kadang digunakan teknik lain.
Mungkin diperlukan pemberian cairan intravena dan transfusi darah bila terjadi
pendarahan yang berat. Obat-obatan misalnya magnesim sulfat dapat diberikan
untuk membantu melumaskan rahim sehingga dapat dikembalikan ke tempatnya. bila
terdapat sisa-sisa plasenta yang terdapat dalam rahim mereka dapat dikeluarkan
sebelum atau sesudah rahim dikembalikan ke tempatnya. Pada kasus yang jarang
terjadi, rahim tidak dapat dikembalikan ke tempatnya dengan tangan dan
memerlukan pembedahan pada perut. setelah penempatan kembali, biasanya perut
akan terus ditekan agar rahim tetap berada pada tempatnya dan diberikan
eksitosin atau obat lain untuk membuatnya kencang dan tidak membalik kembali.
Mungkin juga akan diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
C.
PEMERIKSAAN
FISIK BAYI BARU LAHIR
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan
oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa
baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan
apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak
kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak
tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
Jelaskan
prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
Cuci dan
keringkan tangan , pakai sarung tangan
Pastikan pencahayaan baik
Periksa
apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali
dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
- kapas
- senter
- termometer
- stetoskop
- selimut
bayi
- bengkok
- timbangan
bayi
- pita
ukur/metlin
- pengukur
panjang badan
PROSEDUR
- Jelaskan
pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
- Lakukan
anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan,
sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
- Susunalat
secara ergonomis
- Cuci
tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk
bersih
- Memakai
sarung tangan
- Letakkan
bayi pada tempat yang rata
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
1. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan
atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan
dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
2. Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar.
Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan.
Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur
3. Ukur lingkar
kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala
kembali lagi ke dahi.
4. Ukur lingkar
dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke
dada ( pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Ø
Raba sepanjang
garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang
berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang
kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali
setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat
terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu
kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat
deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan
posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
Ø
Periksa adanya
tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Ø
Perhatikan
adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan
sebagainya
2. Wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang
wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di
intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau
sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
Goyangkan
kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Ø
Periksa jumlah,
posisi atau letak mata
Ø
Perksa adanya
strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Ø
Periksa adanya
glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea
Ø
Katarak
kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak
bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan
adanya defek retina
Ø
Periksa adanya
trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Ø
Periksa adanya
sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia
dan menyebabkan kebutaan
Ø
Apabila
ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
4. Hidung
Ø
Kaji bentuk dan
lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Ø
Bayi harus
bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung
atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Ø
Periksa adanya
sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis kongenital
Ø
Perksa adanya
pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan
5. Mulut
Ø
Perhatikan
mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Ø
Periksa adanya
bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar
mulut)
Ø
Periksa
keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan
lunak
Ø
Perhatikan
adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s
pearl atau gigi
Ø
Periksa lidah
apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
6. Telinga
Ø
Periksa dan
pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Ø
Pada bayi cukup
bulan, tulang rawan sudah matang
Ø
Dauntelinga
harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Ø
Perhatikan
letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Ø
Perhatikan
adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal
7. Leher
Ø
Leher
bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus
baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher
Ø
Periksa adanya
trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Ø
Lakukan
perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran
kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ø
Adanya lipata
kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
8. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya
terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu.
Periksa kemungkinan adanya fraktur
9. Tangan
Ø
Kedua lengan
harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Ø
Kedua lengan
harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur
Ø
Periksa jumlah
jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Ø
Telapak tangan
harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Ø
Periksa adanya paronisia
pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan
perdarahan
10. Dada
Ø
Periksa
kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan
bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika.
Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu
diperhatikan
Ø
Pada bayi cukup
bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Ø
Payudara dapat
tampak membesar tetapi ini normal
11. Abdomen
Ø
Abdomen harus
tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas.
Kaji adanya pembengkakan
Ø
Jika perut
sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Ø
Abdomen yang
membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Ø
Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten
12. Genetalia
Ø
Pada bayi
laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.
Prepusium tidak
boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Ø
Periksa adanya hipospadia
dan epispadia
Ø
Skrortum harus
dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Ø
Pada bayi
perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Ø
Lubang uretra
terpisah dengan lubang vagina
Ø
Terkadang
tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
13. Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya.
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum
keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan
14. Tungkai
Ø Periksa
kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan
keduanya dan bandingkan
Ø Kedua tungkai
harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Ø Periksa adanya
polidaktili atau sidaktili pada jari kaki
15. Spinal
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari
adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula
spinalis atau kolumna vertebra
16. Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Ø
Periksa adanya
ruam dan bercak atau tanda lahir
Ø
Periksa adanya
pembekakan
Ø
Perhatinan
adanya vernik kaseosa
Ø
Perhatikan
adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan
17. jelaskan pada ibu atau kelurga tentang
hasil pemeriksaan
18. Rapikan bayi
19. Bereskan alat
20. Lakukan pendokumentasian tindakan dan
hasil pemeriksaan
D. PEMERIKSAAN
FISIK POSTPARTUM
1. Keadaan Umum : Tingkat energi, self
esteem, tingkat kesadaran.
2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR
konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata
(conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher.
4. Breast : Pembesaran, simetris,
pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu, stimulation nepple
erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5. Abdomen : teraba lembut , tekstur
Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat
diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak,
boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
6. Anogenital : Lihat struktur,
regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah
hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema,
kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau
konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid
dan trombosis pada anus.
7. Muskoloskeletal : Tanda Homan,
edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar