

Pemeriksaan darah rutin meliputi 6
jenis pemeriksaan; yaitu
- Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
- Hematokrit (Ht)
- Leukosit: hitung leukosit (leukocyte
count) dan hitung jenis (differential count)
- Hitung trombosit / platelet
count
- Laju endap darah (LED) / erythrocyte
sedimentation rate (ESR)
- Hitung eritrosit (di beberapa
instansi)
Hemoglobin
(Hb)
Nilai
normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15
gram/dL
Nilai
normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus
14-27 gram/dL
- Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia
defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan
berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet
vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam
asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya
adalah Hb < 5 gram/dL.
- Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar,
gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale),
dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk
pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
Hematokrit
Nilai
normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%
Nilai
normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Hematokrit
merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
- Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang
menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar,
dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah
Ht >60%.
- Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal
jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang
bahaya adalah Ht <15%.
Leukosit
(Hitung total)
Nilai
normal 4500-10000 sel/mm3
Neonatus
9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3,
Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3,
postpartum 9700-25700 sel/mm3
Segala
macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit,
dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
- Anemia hemolitik
- Sirosis hati dengan nekrosis
- Stres emosional dan fisik
(termasuk trauma dan habis berolahraga)
- Keracunan berbagai macam zat
- Obat: allopurinol, atropin
sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit
rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue),
keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain
antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi
leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Leukosit
(hitung jenis)
Nilai
normal hitung jenis
- Basofil 0-1% (absolut 20-100
sel/mm3)
- Eosinofil 1-3% (absolut 50-300
sel/mm3)
- Netrofil batang 3-5% (absolut
150-500 sel/mm3)
- Netrofil segmen 50-70% (absolut
2500-7000 sel/mm3)
- Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500
sel/mm3)
- Monosit 4-6% (absolut 200-600
sel/mm3)
Penilaian
hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit
alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
- Peningkatan jumlah netrofil
(baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal
juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang
disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi
bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift
to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi
lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan
polisitemia vera.
- Sedangkan peningkatan jumlah
limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to
the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya
merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift
to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.
Trombosit
Nilai
normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.
- Penurunan trombosit (trombositopenia)
dapat ditemukan pada demam berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria,
dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
- Peningkatan trombosit
(trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan, sirosis,
polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian
kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak
berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm3.
Laju
endap darah
Nilai
normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama
Nilai
normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam pertama
Nilai
normal wanita hamil 18-70 mm/jam pertama
Nilai
normal anak <10 mm/jam pertama
- LED yang meningkat menandakan
adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia
hemolitik, dan penyakit keganasan.
- LED yang sangat rendah
menandakan gagal jantung dan poikilositosis.
Hitung
eritrosit
Nilai
normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
Nilai
normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.
- Peningkatan jumlah eritrosit
ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan berat,
setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
- Penurunan jumlah eritrosit
ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan, penurunan fungsi sumsum
tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat (kloramfenikol,
parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
sumber :
Chernecky CC & Berger BJ.
Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5th edition. Saunders-Elsevier, 2008
dan http://hnz11.wordpress.com/
Bagian 2 :
Tes Hematologi Rutin
Hitung darah lengkap -HDL- atau
darah perifer lengkap –DPL- (complete blood count/full blood count/blood
panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel
darah pasien. HDL merupakan tes laboratorium yang paling umum dilakukan. HDL
digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti
seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.
HDL memeriksa jenis sel dalam darah,
termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Pemeriksaan
darah lengkap yang sering dilakukan meliputi:
- Jumlah sel darah putih
- Jumlah sel darah merah
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Indeks eritrosit
- jumlah dan volume trombosit
Tabel 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada populasi normal
parameter
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Hitung sel darah putih (x 103/μL)
|
7.8 (4.4–11.3)
|
|
Hitung sel darah merah (x 106/μL)
|
5.21 (4.52–5.90)
|
4.60 (4.10–5.10)
|
Hemoglobin (g/dl)
|
15.7 (14.0–17.5)
|
13.8 (12.3–15.3)
|
Hematokrit (%)
|
46 (42–50)
|
40 (36–45)
|
MCV (fL)
|
88.0 (80.0–96.1)
|
|
MCH (pg)
|
30.4 (27.5–33.2)
|
|
MCHC
|
34.4 (33.4–35.5)
|
|
RDW (%)
|
13.1 (11.5–14.5)
|
|
Hitung trombosit (x 103/μL)
|
311 (172–450)
|
Spesimen
Sebaiknya darah diambil pada waktu
dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi perubahan pada sirkulasi
darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan, serta kondisi pasien
(puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu diperhatikan, misalnya
tidak menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler
tetesan pertama, serta penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah
terbentuknya clot.
Hemoglobin
Adalah molekul yang terdiri dari
kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan
delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen.
Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan
menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama
amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan
delta.
Terdapat berbagai cara untuk
menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium
adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara
sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak
semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin,
methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin
cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai
hanya ±10%.
- Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan
untuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar
sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini
hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini
ketelitian yang dapat dicapai ± 2%.
- Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk
penilaian basil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan
kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi baru
lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar
antara 13,6 – 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur
3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 – 12,5 g/dl. Setelah itu
secara bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati
kadar pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 – 14,8 g/dl. Pada laki-laki
dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 – 16 g/dl sedangkan pada
perempuan dewasa antara 12 – 14 g/dl.
- Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas
terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.
- Penurunan Hb
terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan
intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti:
Antibiotik, aspirin, antineoplastik(obat kanker), indometasin,
sulfonamida, primaquin, rifampin, dan trimetadion.
- Peningkatan Hb
terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti,
dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan
gentamicin.
- Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya
oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal
di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi
oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi
hari).
Hematokrit
Hematokrit atau volume eritrosit
yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume
eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan
tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Nilai hematokrit atau PCV dapat
ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara
manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu metode
makrohematokrit dan mikrohematokrit/kapiler.
Nilai normal HMT:
Anak
: 33-38%
Laki-laki Dewasa
: 40-50%
Perempuan Dewasa
: 36-44%
Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah
akut, anemia, leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma
multiple, gagal ginjal kronik, sirosis hepatitis, malnutrisi,
defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid, dan ulkus
peptikum.
Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera,
diare berat, asidosis diabetikum,emfisema paru, iskemik serebral,
eklamsia, efek pembedahan, dan luka bakar.
Hitung Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah
eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung leukosit,
untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan
elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung
leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual
adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung
eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid
0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan
hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat
menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
- Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat
glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan
rouleaux.
- Natrium klorid 0.85 %
Nilai Rujukan
- Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)
- Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)
- Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)
- Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)
- Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)
- Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)
Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi
kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis,
kehamilan, hidrasi berlebihan
Peningkatan eritrosit : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran
tinggi, penyakit kardiovaskuler
Indeks Eritrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) /
Jumlah eritrosit (106/µL)
Normal 80-96 fl
Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah
eritrosit (106/µL)
Normal 27-33 pg
Mean Cellular Hemoglobin
Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin
eritrosit rata-rata (KHER)
MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin
(g/dL) / hematokrit (l/l)
Normal 33-36 g/dL
Red Blood Cell Distribution Width (RDW)
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran
(luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan terjadinya anemia dini,
sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW
dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik,
anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin tinggi variasi
ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.
RDW = standar deviasi MCV /
rata-rata MCV x 100
Nilai normal rujukan 11-15%
Hitung Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan
oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah.
Penurunan sampai dibawah 100.000/ µL berpotensi untuk terjadinya perdarahan dan
hambatan pembekuan darah.
Jumlah Normal: 150.000-400.000 /µL
Hitung Leukosit
Hitung leukosit adalah menghitung
jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Leukosit merupakan
bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing,
mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah leukosit merupakan
indikator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh
umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain. Pada bayi baru
lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/μl. Jumlah leukosit
tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /μl. Setelah itu
jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit
berkisar antara 4500- 11.000/μl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang
dewasa berkisar antara 5000 — 10.000/μl. Jumlah leukosit meningkat setelah
melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/μl.
Peningkatan jumlah leukosit di atas normal disebut leukositosis, sedangkan
penurunan jumlah leukosit di bawah normal disebut lekopenia.
Terdapat dua metode yang digunakan
dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin
penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan
menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.
Cara automatik lebih unggul dari
cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat
dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada cara manual kesalahannya
sampai ± 10%. Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk
memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai
alat ini.
Nilai normal leukosit:
Dewasa
: 4000-10.000/ µL
Bayi /
anak : 9000-12.000/ µL
Bayi baru lahir :
9000-30.000/ µL
Bila jumlah leukosit lebih dari
nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis
dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik
dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi
paroksismal, partus dan haid.
Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan
adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis,
apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi miokard infark,
sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia
hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan
ataupun gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh
obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol, kalium yodida,
sulfonamide, haparin, digitalis, epinefrin, litium, dan antibiotika terutama
ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetracycline, vankomisin, dan
streptomycin.
Leukopenia adalah keadaan dimana
jumlah leukosit kurang dari 5000/µL darah. Karena pada hitung jenis leukosit,
netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia
disebabkan netropenia.
Penurunan jumlah leukosit dapat
terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik,
SLE, reumaotid artritis, dan penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia
perisiosa). Leokopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama
saetaminofen, sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam,
diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin,
dan antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)
Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit digunakan
untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit,
yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen.
Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil
hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi
dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah
relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total
(sel/μl).
Untuk melakukan hitung jenis
leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna
Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung
jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih
dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan
persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/μL.
Tabel 2. Hitung Jenis Leukosit
Jenis
|
Nilai normal
|
Melebihi nilai normal
|
Kurang dari nilai normal
|
Basofil
|
0,4-1%
40-100/µL
|
inflamasi, leukemia, tahap
penyembuhan infeksi atau inflamasi
|
stress, reaksi hipersensitivitas,
kehamilan, hipertiroidisme
|
Eosinofil
|
1-3%
100-300/µL
|
Umumnya pada keadaan atopi/ alergi
dan infeksi parasit
|
stress, luka bakar, syok,
hiperfungsi adrenokortikal.
|
Neutrofil
|
55-70%
(2500-7000/µL)
Bayi Baru Lahir 61%
Umur 1 tahun 2%
Segmen 50-65% (2500-6500/µL)
Batang 0-5% (0-500/µL)
|
Inflamasi, kerusakan jaringan,
peyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of newborn,
kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat
|
Infeksi virus, autoimun/idiopatik,
pengaruh obat-obatan
|
Limfosit
|
20-40%
1700-3500/µL
BBL 34%
1 th 60%
6 th 42%
12 th 38%
|
infeksi kronis dan virus
|
kanker, leukemia, gagal ginjal,
SLE, pemberian steroid yang berlebihan
|
Monosit
|
2-8%
200-600/µL
Anak 4-9%
|
Infeksi virus, parasit, anemia
hemolitik, SLE< RA
|
Leukemia limfositik, anemia
aplastik
|
Laju Endap Darah
Laju endap darah (erithrocyte
sedimentation rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah
yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak
spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
Metode yang digunakan untuk
pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil
pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak
seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai
LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang
menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi,
hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet
Wintrobe. International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.
Prosedur pemeriksaan LED yaitu:
- Metode Westergreen
- o Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen
diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian
natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 %
4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel
sebelum diperiksa.
- o Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
- o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus,
jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.
- o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan
eritrosit.
- Metode Wintrobe
- o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah
Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
- o Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe
menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0.
- o Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
- o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya
eritrosit.
Nilai Rujukan
- Metode Westergreen:
- Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
- Perempuan : 0 – 20 mm/jam
- Metode Wintrobe :
- Laki-laki : 0 – 9 mm/jam
- Perempuan 0 – 15 mm/jam
Referensi
Dharma R, Immanuel S, Wirawan R.
Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin. Cermin Dunia Kedokteran. 1983;
30: 28-31.
Gandasoebrata R. Penuntun
laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa
: Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan
klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC; 2004.
Sutedjo AY. Mengenal penyakit
melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara Books; 2008. hal.
17-35.
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color
atlas of hematology; principal microscopic and clinical diagnosis. 2nd ed.
Stuttgart: Thieme; 2004.
Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic
examination of blood and bone marrow. In: Henry’s clinical diagnosis and
management by laboratory methods. 21st ed. Editor: McPherson RA,
Pincus MR. China: Saunders Elsevier; 2006. hal. 9-20.
Bagian 3 :
Hasil Tes Lab Normal
|
Latar Belakang
Agar dapat memantau keadaan
kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala – untuk
informasi lebih lanjut mengenai jenis tes ini, lihat Lembaran
Informasi 121 Hitung Darah Lengkap, LI 122 Tes Kimia Darah, dan LI 123 Gula & Lemak Darah.
CATATAN PENTING:
Setiap laboratorium menentukan nilai
‘normal’, yang ditunjukkan pada kolom ‘Nilai Rujukan’ atau ‘Nilai Normal’ pada
laporan laboratorium. Nilai ini tergantung pada alat yang dipakai dan cara
pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari
laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi
angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan,
bukan dengan nilai rujukan pada lembaran ini. Bahaslah hasil yang tidak
normal dengan dokter.
Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong – tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’ untuk perempuan dan ‘L’ untuk laki-laki.
Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong – tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’ untuk perempuan dan ‘L’ untuk laki-laki.
Darah
|
||
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Eritrosit (sel darah merah)
|
juta/µl
|
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L) |
Hemoglobin (Hb)
|
g/dL
|
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L) |
Hematokrit
|
%
|
40 – 50 (P)
45 – 55 (L) |
Hitung Jenis
|
||
Basofil
|
%
|
0,0 – 1,0
|
Eosinofil
|
%
|
1,0 – 3,0
|
Batang1
|
%
|
2,0 – 6,0
|
Segmen1
|
%
|
50,0 – 70,0
|
Limfosit
|
%
|
20,0 – 40,0
|
Monosit
|
%
|
2,0 – 8,0
|
Laju endap darah (LED)
|
mm/jam
|
< 15 (P)
< 10 (L) |
Leukosit (sel darah putih)
|
103/µl
|
5,0 – 10,0
|
MCH/HER
|
pg
|
27 – 31
|
MCHC/KHER
|
g/dL
|
32 – 36
|
MCV/VER
|
fl
|
80 – 96
|
Trombosit
|
103/µl
|
150 – 400
|
Catatan:
1. Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen |
Fungsi Hati (LFT)
|
||
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
ALT (SGPT)
|
U/L
|
< 23 (P)
< 30 (L) |
AST (SGOT)
|
U/L
|
< 21 (P)
< 25 (L) |
Alkalin fosfatase
|
U/L
|
15 – 69
|
GGT (Gamma GT)
|
U/L
|
5 – 38
|
Bilirubin total
|
mg/dL
|
0,25 – 1,0
|
Bilirubin langsung
|
mg/dL
|
0,0 – 0,25
|
Protein total
|
g/L
|
61 – 82
|
Albumin
|
g/L
|
37 – 52
|
Fungsi Ginjal
|
||
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kreatinin
|
U/L
|
60 – 150 (P)
70 – 160 (L) |
Urea
|
mg/dL
|
8 – 25
|
Natrium
|
mmol/L
|
135 – 145
|
Klorid
|
mmol/L
|
94 – 111
|
Kalium
|
mmol/L
|
3,5 – 5,0
|
Profil Lipid
|
||
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kolesterol total
|
mg/dL
|
150 – 200
|
HDL
|
mg/dL
|
45 – 65 (P)
35 – 55 (L) |
Trigliserid
|
mg/dL
|
120 – 190
|
Lain
|
||
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Glukosa (darah, puasa)
|
mg/dL
|
70 – 100
|
Amilase
|
U/L
|
30 – 130
|
Asam Urat
|
mg/dL
|
2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W) |
Bagian 4 :
NILAI RUJUKAN NORMAL LABORATORIUM DAN KETERANGANNYA
Oleh : dr.Abu HanaLatar Belakang
Agar
dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara
berkala.
Setiap
laboratorium dalam menentukan nilai ‘normal’tergantung pada alat yang dipakai
dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil
terutama dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat
berbeda. Jadi angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan
pada laporan, bukan dengan nilai rujukan pada lembaran ini.
Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter!
Tubuh
manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis
dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah
tergantung pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan
lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes
tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong – tidak ada yang
dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi beberapa nilai.
Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi
masalah.
Pada
tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan
sebagai ‘P’ untuk perempuan dan ‘L’ untuk laki-laki.
Laboratorium Darah
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
||
Eritrosit (sel darah merah)
|
juta/µl
|
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L) |
||
Hemoglobin (Hb)
|
g/dL
|
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L) |
||
Hematokrit
|
%
|
40 – 50 (P)
45 – 55 (L) |
||
Hitung Jenis
|
||||
Basofil
|
%
|
0,0 – 1,0
|
||
Eosinofil
|
%
|
1,0 – 3,0
|
||
Batang1
|
%
|
2,0 – 6,0
|
||
Segmen1
|
%
|
50,0 – 70,0
|
||
Limfosit
|
%
|
20,0 – 40,0
|
||
Monosit
|
%
|
2,0 – 8,0
|
||
Laju endap darah (LED)
|
mm/jam
|
< 15 (P)
< 10 (L) |
||
Leukosit (sel darah putih)
|
103/µl
|
5,0 – 10,0
|
||
MCH/HER
|
pg
|
27 – 31
|
||
MCHC/KHER
|
g/dL
|
32 – 36
|
||
MCV/VER
|
fl
|
80 – 96
|
||
Trombosit
|
103/µl
|
150 – 400
|
||
Catatan:
Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,0–75,0 persen |
||||
Fungsi Hati (LFT)
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
ALT (SGPT)
|
U/L
|
< 23 (P)
< 30 (L)
< 41 U/I (IFCC)
|
AST (SGOT)
|
U/L
|
< 21 (P)
< 25 (L)
< 37 U/I (IFCC)
|
Alkalin fosfatase
|
U/L
|
15 – 69
40 – 129 (IFCC)
|
GGT (Gamma GT)
|
U/L
|
5 – 38
8 – 61 (Persyn&Szaz)
|
Bilirubin total
|
mg/dL
|
0,25 – 1,0
|
Bilirubin langsung
|
mg/dL
|
0,0 – 0,25
|
Protein total
|
g/L
|
61 – 82
|
Albumin
|
g/L
|
37 – 52
|
Fungsi Ginjal
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kreatinin Darah
|
U/L
|
60 – 150 (P)
70 – 160 (L) |
Urea
|
mg/dL
|
8 – 25
|
Natrium
|
mmol/L
|
135 – 145
|
Klorida
|
mmol/L
|
94 – 111
|
Kalium
|
mmol/L
|
3,5 – 5,0
|
Profil Lipid
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Kolesterol total
|
mg/dL
|
150 – 200
|
HDL
LDL
|
mg/dL
mg/dL
|
45 – 65 (P)
35 – 55 (L)
< 100 (Direk)
|
Trigliserid
|
mg/dL
|
120 – 190
|
Lain-lain
Ukuran
|
Satuan
|
Nilai Rujukan
|
Glukosa (darah, puasa)
|
mg/dL
|
70 – 100
|
Amilase
|
U/L
|
30 – 130
|
Asam Urat
Waktu Protrombin
Kontrol
HBsAg
Anti HAV Ig M
Anti HCV
|
mg/dL
-
-
|
2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W)
10,7 – 14,3
10,9 – 15,5
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (ECLIA)
NEGATIF : < 1,0 COI
POSITIF : >= 1,0 COI (EIA)
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (EIA)
|
Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)
Glucose : Negatif
Billirubin : Negatif
Keton : < 5 mg/dl
Berat Jenis :
1,001-1,035
pH : 4,6 – 8,0
Protein : < 30 mg/dl
Urobilinogen : < 1,0 EU/dl
Nitrit : Negatif
Blood : Negatif
Leukosit : Negatif
Sedimen
Sel epitel : Negatif
Leukosit ; < 5 LPB
Eritrosit ; < 5 LPB
Silinder, Kristal dan Bakteri ; NegatifHITUNG DARAH LENGKAP
Hitung
Darah Lengkap Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes
laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete
blood count (CBC). Tes ini memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah
merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan
jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya.
Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat dan penyakit dapat
merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah
dan putih. Setiap laboratorium mempunyai nilai rujukan untuk semua hasil tes.
Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar
nilai normal.
Laporan
hasil sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103.
Ini berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil
adalah 8,77 dengan;x103 jumlah sebenarnya adalah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel
darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen
dari paru ke seluruh tubuh.
Fungsi
ini dapat diukur melalui tiga macam tes.
1. Hitung Sel Darah Merah (red blood
cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah;
Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut
oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang
mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang
yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah.
Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit,
Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak
mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita
sering merasa lelah dan terlihat pucat.
Nilai
Hemoglobin (Hb) Bayi baru lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl),
Anak-anak (11,0 – 16,0 gr/dl).
2. Volume Eritrosit
Rata-Rata
(VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah
merah. MCV yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran
normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit
kronis. MCV yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T.
Ini tidak berbahaya.
MCV
yang besar menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya
besar dan berwarna muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3. Red Blood Cell Distribution Width
(RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat
membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin
Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan
Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular
hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan
kepekatan hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan
jumlah sel darah merah total.
Trombosit atau platelet (PT atau PLT)
Berfungsi
membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika
trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang
HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV
dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh
besarpada kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel
darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung
Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih.
Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang
melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang.
Nilai
Leukosit Bayi baru lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000
u/L).
Leukosit
rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu
melawan infeksi.;
Neutrofil
berfungsi
melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT.
Biasa jumlahnya 55-70 persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia),
kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti
gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) dapat
menyebabkan neutropenia.
Limfosit
Ada
dua jenis utama limfosit:
Sel-B
untuk membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk
menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh.
Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV.
Jumlah limfosit umumnya 20-40 persen leukosit.
Hitung
darah lengkap biasanya tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta
sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung
jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau makrofag diukur
sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini melawan
infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai
kuman apa yang ditemukan.
Monosit
beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut
makrofag. Jumlah monosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Eosinofil (%EOS)
biasanya 1-3 persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan
terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil
yang tinggi. Jumlah meningkat terutama jika kita diare, kentut, atau perut
kembung. Hal ini menandai adanya parasit.
Fungsi basofil (%BASO)
tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka
panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1
persen leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah
putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk
persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan
leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770, limfosit
totalnya adalah 0,302 x 8.770 =2.648.
TES KIMIA DARAH
Kalsium, adalah bagian utama
dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja
dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah
kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil
tes kalsium (lihat albumin di bawah).
Hasil
tes kalsium yang rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang
rendah akibat kekurangan gizi (malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang
tidak normal bisa jadi karena masalah pencernaan.
Fosfor, seperti juga kalsium,
merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini
paling sering disebabkan oleh gagal ginjal.
Glukosa, adalah gula, yang
diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.
Elektrolit, berkaitan dengan
keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita
mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.
Tingkat natrium menunjukkan
keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal
dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam
darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau
terlalu tinggi.
Keadaan
ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalium mempengaruhi beberapa
organ tubuh utama, termasuk jantung.
Tingkat
kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat
muntah atau diare.
Tingkat klorida sering naik
turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau
garam,adalah bagian utama dalam darah.
Bikarbonat memperlihatkan
system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan
keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat
asam laktik yang tinggi dalam darah.
TES FUNGSI GINJAL
Tes
dasar untuk fungsi ginjal adalah nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau
kadang disebut sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam
urat yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh ginjal.
BUN
mengukur tingkat nitrogen darah.
Nitrogen adalah
hasil buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat
BUN yang tinggi dapat disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau
gagal ginjal atau jantung.
Kreatinin adalah hasil buangan
dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah menunjukkan fungsi ginjal.
Dokter menggunakan tingkat kreatinin sebagai petanda langsung mengenai
baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan produk buangan dari tubuh.
TES FUNGSI HATI
Tes
laboratorium yang disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya
mengukur tingkat enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah
protein yang membantu atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup.
Tingkat enzim yang tinggi menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh
obat, alkohol, hepatitis atau penggunaan narkoba.
Pola
dari tingkat enzim ini – beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal –
dapat membantu dokter menemukan masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium
hati mencakup:
ALT, sering juga disebut sebagai SGPT
AST, sering juga disebut sebagai SGOT
Bilirubin, cairan berwarna
kuning yang dibuat pada waktu sel darah merah dihancurkan. Obat antiretroviral
indinavir (semacam protease inhibitor) dapat meningkatkan tingkat bilirubin
Alkalin Fosfatase. Tingkat
alkalin fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan pada aliran air empedu
atau kehancuran tulang
Tes Kimia Darah Lain
Kolesterol Total,
Konsensus lipid ( < 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas tinggi,
> 240 mg/dl=Tinggi)
Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid ( < 40 mg/dl =rendah,
> = 60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol LDL (Direk), Konsensus
lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl= mendekati optimal, 130-159
mg/dl= Batas tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)
Trigliserida, Konsensus
lipid ( < 150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499 mg/dl=
Tinggi, >=500 mg/dl=Sangat Tinggi)
Rasio Kolesterol Total/C.HDL,
Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk, 3-6 = Normal,
>6 = High Risk)
Asam Urat terbentuk
akibat penguraian DNA, bahan genetik dalam sel.
Asam
ini biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya
cukup umum. Jumlahnyayang sangat tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat dari darah atau karena leukemia (kanker darah) atau
limfoma (kanker getah bening )
Albumin adalah
protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel,
memberi gizi pada sel, serta mengeluarkan produk buangan.
Tingkat
albumin yang rendah biasanya menunjukkan masalah gizi. Karena albumin
mengangkut begitu banyak zat dalam darah, tingkat albumin yang rendah dapat
mempengaruhi hasil tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan
testosteron.
Globulin (juga
disebut sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat oleh
sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat
tinggi. Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.
Laju Endap Darah (LED)
atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.
LED
yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu
radang jangka lama, misalnya artritis, atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang
infeksi.
Tes Protein C-Reactive (CRP)
adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun lebih cepat
daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko lebih tinggi
terhadap serangan jantung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar