Menarik Diri
1.
Masalah Utama :
Menarik diri.
2.
Proses Terjadinya Masalah
a.
Pengertian
Menarik diri
merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi
dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan
faktor predispoisi terjadinya perilaku
menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya
orang lain, ragu, takut salah , pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan
orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan
merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan
orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri,
kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
Gejala Klinis
:
§ Apatis, ekspresi sedih,
afek tumpul.
§ Menghindar dari orang
lain (menyendiri).
§ Komunikasi kurang/tidak
ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
§ Tidak ada kontak mata,
klien sering menunduk.
§ Berdiam diri di
kamar/klien kurang mobilitas.
§ Menolak berhubungan
dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak
bercakap-cakap.
§ Tidak melakukan kegiatan
sehari-hari.
§ Posisi janin saat tidur. (Budi Anna
Keliat, 1998)
b.
Penyebab dari Menarik Diri
Salah satu penyebab dari
menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan.
Gejala
Klinis :
§
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).
§
Rasa bersalah terhadap diri sendiri
(mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
§
Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
§
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
§
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang
rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi
Anna Keliat, 1999)
c.
Akibat dari Menarik Diri
Klien
dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi
realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap
lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan
sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal.
Gejala
Klinis :
§ Bicara,
senyum dan tertawa sendiri.
§ Menarik
diri dan menghindar dari orang lain.
§ Tidak
dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
§ Tidak
dapat memusatkan perhatian.
§ Curiga,
bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
§ Ekspresi
muka tegang, mudah tersinggung. (Budi Anna Keliat, 1999)
3.
Pohon Masalah
Resiko
Perubahan Sensori-persepsi :

![]() |
Isolasi
sosial : menarik diri Core
Problem
![]() |
Gangguan
Konsep Diri : Harga Diri Rendah
( Budi
Anna Keliat, 1999)









Koping keluarga: Gangguan Motivasi
Ketidakmampuan Harga Diri Rendah Perawatan
Keluarga merawat Diri
Anggota keluarga
Yang sakit
4.
Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
a.
Masalah Keperawatan
1.
Resiko perubahan persepsi -
sensori : halusinasi
2.
Isolasi Sosial : menarik diri
3.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b.
Data yang perlu dikaji
1.
Resiko perubahan persepsi -
sensori : halusinasi
1). Data Subjektif
a. Klien mengatakan
mendengar bunyi tanpa ada yang stimulus nyata.
b. Klien mengatakan melihat
gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
c. Klien mengatakan mencium
bau tanpa stimulus.
d. Klien merasa makan
sesuatu.
e. Klien merasa ada sesuatu
pada kulitnya.
f. Klien takut pada
suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar.
g. Klien ingin
memukul/melempar barang-barang.
2). Data Objektif
a. Klien berbicara dan
tertawa sendiri.
b. Klien bersikap seperti
mendengar/melihat sesuatu.
c. Klien berhebti bicara
ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
d. Disorientasi.
2.
Isolasi Sosial : menarik diri
1). Data Subyektif
Klien
mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2). Data Obyektif
Klien
terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1). Data
subyektif:
Klien
mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2). Data
obyektif:
Klien tampak
lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
5.
Diagnosia Keperawatan
1). Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi ... berhubungan
dengan menarik diri.
2). Isolasi sosial: menarik diri berhubungan
dengan harga diri rendah.
6.
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1
Tujuan Umum :
Klien dapat
berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan
Khusus :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan
landasan utama untuk hubungan selanjutnya.
Tindakan:
1). Bina hubungan saling
percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan
sopan.
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
- Jelaskan tujuan pertemuan.
- Jujur dan menepati janji.
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
- Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.
- Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Rasional :
Memberi
kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stres dan
penyebab perasaaan menarik diri.
Tindakan :
1).
Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan
tanda-tandanya.
2).
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul.
3).
Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri,
tanda-tanda serta penyebab yang muncul.
4).
Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan
keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
Rasional :
§ Untuk mengetahui keuntungan
dari bergaul dengan orang lain.
§ Untuk mengetahui akibat
yang dirasakan setelah menarik diri.
Tindakan :
3.1
Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain.
3.1.1
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.2
Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain.
3.1.3
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.2
Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain.
3.2.1
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain.
3.2.2
Biskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
3.2.3
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
- Klien dapat melaksanakan hubungan sosial.
Rasional :
§ Mengeksplorasi perasaan
klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
§ Untuk mengetahui perilaku
menarik diri yang dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku
konstruktif dan destruktif.
Tindakan :
4.1
Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
4.2
Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
§ K – P
§ K – P – P lain
§ K – P – P lain – K lain
§ K – Kel/Klp/Masyarakat
4.3
Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah
dicapai.
4.4
Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
4.5
Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu.
4.6
Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
4.7
Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan.
- Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain.
Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat
menyelesaikan
masalah.
Tindakan :
5.1 Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.2 Diskusikan dengan klien
tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3 Beri reinforcement
positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain.
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung
atau keluarga.
Rasional : memberikan
penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang
lengkap dan
akurat kondisi fisik dan non fisik klien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya.
Tindakan :
6.1
Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
§ Salam, perkenalan diri.
§ Jelaskan tujuan.
§ Buat kontrak.
§ Eksplorasi perasaan klien.
6.2
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
§ Perilaku menarik diri.
§ Penyebab perilaku menarik
diri.
§ Akibat yang terjadi jika
perilaku menarik diri tidak ditanggapi.
§ Cara keluarga menghadapi
klien menarik diri.
6.3
Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
6.4
Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk
klien minimal satu kali seminggu.
6.5
Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai
oleh keluarga.
Diagnosa 2
Tujuan umum :
Klien dapat
berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus :
1.
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan
dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik :
a. sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap
klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Rasional
:
§ Diskusikan tingkat
kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego
diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
§ Reinforcement positif
akan meningkatkan harga diri klien.
§ Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien
melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian.
Tindakan:
2.1. Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien.
2.1. Setiap bertemu klien
hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.1. Utamakan memberikan
pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai
kemampuan yang digunakan.
Rasional :
§ Keterbukaan dan
pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah.
§ Pengertian tentang
kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan
penggunaannya.
Tindakan:
3.1. Diskusikan dengan klien
kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2. Diskusikan kemampuan yang
dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat (menetapkan)
merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Rasional :
§ Membentuk individu yang
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
§ Klien perlu bertindak
secara realistis dalam kehidupannya.
§ Contoh peran yang dilihat
klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
Tindakan:
4.1. Rencanakan bersama klien
aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
§ Kegiatan mandiri.
§ Kegiatan dengan bantuan
sebagian.
§ Kegiatan yang membutuhkan
bantuan total.
4.2. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Rasional :
§ Memberikan kesempatan
kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien.
§ Reinforcement positif
dapat meningkatkan harga diri klien.
§ Memberikan kesempatan
kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan.
Tindakan:
5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba
kegiatan yang telah direncanakan.
5.2. Beri
pujian atas keberhasilan klien.
5.3.
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6. Klien dapat memanfaatkan
sistem pendukung yang ada.
Rasional:
§ Mendorong keluarga untuk
mampu merawat klien mandiri di rumah.
§ Support sistem keluarga
akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien.
§ Meningkatkan peran serta
keluarga dalam merawat klien di rumah.
Tindakan:
1. Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien dirawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Azis R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
2.
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric Nursing : Contemporary Practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
3.
Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik
Diri. Jakarta :
FIK UI. 1999
4.
Keliat BA. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
5.
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
6.
Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Edisi 1. Bandung
: RSJP Bandung .
2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar